Monday, September 19, 2016

Tunas bawang merah dan kesadaran

Hal pertama yang saya notice, benar-benar dengan wide eyes opened sebagai seorang anak kecil yang baru 'aware' , alias baru 'sadar' dari ketidaksadaran panjang saat bayi dan balita, adalah....tunas bawang merah dekat kandang babi di belakang rumah Kampung Baru, rumah masa kecil keluarga kami yang saat ini sudah menjadi toko atau bengkel.

Bertahun-tahun ingatan itu terpendam di alam setengah bawah-setengah atas sadar saya. Mengapa saya masih ingat dan ingatan itu masih cukup vivid, saya kurang jelas. Tapi kemungkinan, karena kompleksitas dari tunas bawang tersebut, untuk ukuran anak balita atau sepantarannya. Kemungkinan waktu itu saya berumur 4 atau menjelang 5 tahun.

Sebelum usia tersebut, segala sesuatu terasa samar-samar. Saya samar-samar ingat bagaimana orang-orang ribut menonton bola pada saat Piala Dunia di televisi, dan saya ingat seragam pemenang saat itu serta nama aneh pencetak gol: Mario Kempes, dari Argentina dengan seragam putih dan garis-garis vertikal biru muda.

 Saya tidak ingat persis apa yang saya lakukan di belakang rumah, dekat kandang babi yang sedang kosong (mungkin itu setelah Hari Natal, dan babi sudah disembelih, atau salah satu ulang tahun Papi -saat babi biasanya disembelih). Kemungkinan saya hanya sedang kurang kerjaan dan sedang tidak ada orang yang mengawasi.

Rupanya, bawang bekas makanan babi, ataukah sisa bawang merah dianggap sampah dan dibuang di tanah dekat kandang babi, tumbuh menjadi tunas, berwarna hijau segar dan sehat, daunnya nampak gemuk dan belum tinggi. Pucuknya tajam ke atas. Umbi bawang asli yang merah dan kotor dengan tanah, mulai kelihatan seperti pecah terdorong tenaga dari bawah.

Entah apa yang ada dalam kepala kecil saya pada saat itu, otak saya merekam ingatan visual itu dengan sangat kuat dan vivid, sampai saat ini, lebih dari 35 tahun kemudian.
Saya saat itu merasa ada sesuatu yang tidak terjelaskan dari tunas bawang tersebut. Mengapa ada warna merah, mengapa ada warna hijau, mengapa pecah, mengapa warna nampak bagus dan hidup, walaupun dalam lingkungan sekotor itu? Mengapa ada benda yang bisa mendorong ke atas sendiri dan mencuat menjadi tunas?

Mungkin karena fakta-fakta tersebut terlalu kompleks untuk otak anak seumuran saya pada saat itu, rekaman yang dihasilkan juga sangat kuat. Sebegitu kuat sehingga saat ini, puluhan dekade kemudian, memori visual tersebut selalu muncul saat saya melihat tunas bawang merah.

Dan belakangan, beberapa siung bawang merah yang saya beli untuk dimasak, bertunas karena terlalu lama saya tidak memasak. They remain as stunning as their fellow species did my brain decades ago, I am still as amazed as I was, decades ago. So I decided to keep this replica of my first stunning visual memory. And bring it into life.

The modern version of them, now sitting peacefully. On my window.




No comments: